Jumat, 08 April 2011

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

PENDAHULUAN
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
ADAPTASI /PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4). Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi
a. sirkulasi darah fetus
1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.
2). Sistem sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus




Sirkulasi darah bayi sirkulasi darah janin
3. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBlL




4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
5. Perubahan sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lair.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Sistem kekebalan tubuh/ imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

contoh Askeb Neonatus

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kejadian sepsis neonatorum masih cukup tinggi dan merupakan penyebab kematian utama pada neonatus. Hal ini dikarenakan neonatus rentan terhadap infeksi. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah.
Berdasarkan perkiraan World Health Organitation( WHO) hampir semua( 98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini dan 42% kematian neonatal disebabkan infeksi seperti: sepsis, tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia, dan diare.(Imral chair, 2007)
LaporanWHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit satu bayi Indonesia meninggal.( Roesli Utami, 2008) Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.(Depkes, 2007)
Infeksi pada neonatus lebih sering di temukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara septik. Segala bentuk infeksi yang terjadi pada bayi merupakan hal yang lebih berbahaya dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada anak atau dewasa. Ini merupakan alasan mengapa bayi harus dirawat dengan ketat bila dicurigai mengalami infeksi.
Angka kejadian sepsis neonatorum di Ruang NICU RSUD SEKAYU pada tahun 2010 berjumlah 53 kasus dengan pembagin 27 laki – laki dan 26 perempuan dengan angka kematian 2 orang.
Berdasarkan data diatas, maka penyusun tertarik untuk menyusun makalah tentang Asuhan Kebidaan Pada bayi “ M “ dengan Sepsis Neonatorum di Ruang NICU RSUD SEKAYU Tahun 2011.


A. Pengertian Sepsis Neonatorum
 Sepsis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan respons sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir (Behrman, 2000).
 Sepsis adalah sindrom yang dikarekteristikkan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang kearah septikemia dan syok septik (Dongoes, 2000)
 Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada satu orga saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun jarang ditemui. (John Mersch, MD, FAAP, 2009).
 Sepsis Neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir. Suatu sindroma respon inflamasi janin/ FIRS disertai gejala klinis infeksi yang diakibatkan adanya kuman di dalam darah pada neonatus. (D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\askep sepsis neonatorum _ LiZa.htm)

B. Etiologi Sepsis Neonatorum
Penyebab neonatus sepsis/ sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur.
Resiko terjadinya sepsis meningkat pada:
 Ketuban pecah sebelum waktunya
 Perdarahan atau infeksi pada ibu.
(http://www.indonesiaindonesia.com/f/12912-sepsis-neonatorum/)
Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri:
 Bakteri escherichia koli
 Streptococus group B
 Stophylococus aureus
 Enterococus
 Listeria monocytogenes
 Klepsiella
 Entererobacter sp
 Pseudemonas aeruginosa
 Proteus sp
 Organisme anaerobik

Streptococcus grup B dapat masuk ke dalam tubuh bayi selama proses kelahiran. Menurut Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika, paling tidak terdapat bakteria pada vagina atau rektum pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang dapat mengkontaminasi bayi selama melahirkan. Bayi prematur yang menjalani perawatan intensif rentan terhadap sepsis karena sistem imun mereka yang belum berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur invasif seperti infus jangka panjang, pemasangan sejumlah kateter, dan bernafas melalui selang yang dihubungkan dengan ventilator. Organisme yang normalnya hidup di permukaan kulit dapat masuk ke dalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah melalui alat-alat seperti yang telah disebut di atas.

Bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun beresiko mengalami bakteriemia tersamar, yang bila tidak segera dirawat, kadang-kadang dapat megarah ke sepsis. Bakteriemia tersamar artinya bahwa bakteria telah memasuki aliran darah, tapi tidak ada sumber infeksi yang jelas. Tanda paling umum terjadinya bakteriemia tersamar adalah demam. Hampir satu per tiga dari semua bayi pada rentang usia ini mengalami demam tanpa adanya alasan yang jelas – dan penelitian menunjukkan bahwa 4% dari mereka akhirnya akan mengalami infeksi bakterial di dalam darah. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) menyebabkan sekitar 85% dari semua kasus bakteriemia tersamar pada bayi berusia 3 bulan sampai 3 tahun

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari tiga kelompok, yaitu:

1. Faktor Maternal
a. Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.
b. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang dari 20 tahun atua lebih dari 30 tahun
c. Kurangnya perawatan prenatal.
d. Ketuban pecah dini (KPD)
e. Prosedur selama persalinan.

2. Faktor Neonatatal
a. Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.
b. Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
c. Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.

3. Faktor Lingkungan
a. Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bis menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.
c. Kadang- kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme yang berasal dari petugas (infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan.
d. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.
e. Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa cara, yaitu :
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilikus masuk dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain malaria, sipilis, dan toksoplasma.
2. Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan terjadi karena yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk dalam tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi akan terinhalasi oleh bayi dan masuk dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain cara tersebut di atas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman. Beberapa kuman yang melalui jalan lahir ini adalah Herpes genetalis, Candida albican,dan N.gonorrea.
3. Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim (misal melalui alat- alat : penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus (AsriningS.,2003)
(D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\askep sepsis neonatorum _ LiZa.htm)

C. Gejala Klinis Sepsis Neonatorum
 Suhu tubuh tidak stabil (< 36 0C atau > 37,5 0C)
 Laju nadi > 180 x/menit atau < 100 x/menit  Laju nafas > 60 x/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen,apnea atau laju nafas < 30x/menit  Letargi  Intoleransi glukosa : hiperglikemia (plasma glukosa >10 mmol/L atau >170 mg/dl) atau hipoglikemia (< 2,5 mmol/L atau < 45 mg/dl)  Intoleransi minum  Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi  Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (usia 1 hari)  Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (usia < 1 bulan)  Pengisian kembali kapiler/capillary refill time > 3 detik
( http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-tsyz266.htm)
Gejala lainnya adalah:
 gangguan pernafasan
 kejang
 jaundice (sakit kuning)
 muntah
 diare
 perut kembung

Gejalanya tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:
 Infeksi pada tali pusar (omfalitis) bisa menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar
 Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak bisa menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
 Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
 Infeksi pada persendian bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
 Infeksi pada selaput perut (peritonitis) bisa menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah.
(http://www.indonesiaindonesia.com/f/12912-sepsis-neonatorum/)


D. Patofisiologi Sepsis Neonatorum
Melalui Air Ketuban → Bakteri → Infeksi pada Ibu
↓ ↓
Masuk kedalam tubuh janin meningitis,oesteomelitis
↓ ↓
Terjadinya Infeksi awal . resiko infeksi

Infeksi/Kuman menyebar

Keseluruh tubuh janin
Hipotalamus Organ Hati Organ pernafasan Sistem Gastrointestinal
↓ ↓ ↓ ↓
Berespon menghasil Erirtosit banyak G3 sirkulasi O2 Muntah, Diare
kan panas tubuh Dilisis CO2 Malas menghisap
↓ ↓ ↓ ↓
Hipertermia Fungsi tidak Bayi akan sesak Gangguan Volume
Optimal ↓ cairan dan elektrolit
↓ Gangguan pola nafas
Hiperbilirubin

Jaundice (ikterif)

Ke Otak

Enselopati

Kemit ikterik(kejang)

resiko cedera

Sumber:
D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\askep sepsis neonatorum _ LiZa.htm


E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada bayi-bayi sepsis sebagai berikut:
1. Pemeriksaan mikrokopis maupun pembiaakan terhadap contoh darah air kemih, jika diduga suatu meningitis, maka dilakukan fungsi lumbal.
2. Bila sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis secara menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur urin.

 Leukositosis (>34.000×109/L)
 Leukopenia (< 4.000x 109/L)  Netrofil muda 10%  Perbandingan netrofil immature(stab) dibanding total (stb+segmen)atau I/T ratio >0,2
 Trombositopenia (< 100.000 x 109/L)  CRP >10mg /dl atau 2 SD dari normal
Faktor-faktor pada masalah hematologi:
 Peningkatan kerentaan kapiler
 Peningkatan kecenderungan perdarahan(kadar protrombin plasma rendah)
 Perlambatan perkembangansel-sel darah merah
 Peningkatan hemolisis
 Kehilangan darah akibat uji laboratorium yang sering dilakukan
(D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\askep sepsis neonatorum _ LiZa.htm)



F. Penatalaksanaan Sepsis Neonatorum
1. Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg BB/24 jam i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari, untuk neonatus umur > 7 hari dibagi 3 dosis), dan Netylmycin (Amino glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2 dosis (hati-hati penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila diberikan i.v harus diencerkan dan waktu pemberian ? sampai 1 jam pelan-pelan).
2. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap, urine, lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan feses (atas indikasi), pungsi lumbal dengan analisa cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia, pengecatan Gram), foto polos dada, pemeriksaan CRP kuantitatif).
3. Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin, gula darah, analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lain-lain.
4. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi, pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka antibiotika diberhentikan pada hari ke-7.
5. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim 100 mg/kg/hari diberikan 2 dosis atau Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/per hari i.v dan Amikasin dengan dosis 15 mg/kg BB/per hari i.v i.m (atas indikasi khusus). Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. Lama pemberian antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika minimal 21 hari.
6. Pengobatan suportif meliputi :
 Termoregulasi, terapi oksigen/ventilasi mekanik, terapi syok, koreksi metabolik asidosis, terapi hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit, terapi kejang, transfusi tukar.
(D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\askep sepsis neonatorum _ LiZa.htm)

G. Komplikasi Sepsis Neonatorum
 Kelainan bawaan jantung,paru,dan organ-organ yang lainnya
 Sepsis berat : sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ tunggal
 Syok sepsis : sepsis berat disertai hipotensi\
 Sindroma disfungsi multiorgan (MODS)
 Perdarahan
 Demam yang terjadi pada ibu
 Infeksi pada uterus atau plasenta
 Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan
 Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
 Proses kelahiran yang lama dan sulit
(D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\askep sepsis neonatorum _ LiZa.htm)

H. Pencegahan Sepsis Neonatorum
1. Pada masa Antenatal :
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
2. Pada masa Persalinan :
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
3. Pada masa pasca Persalinan :
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara steril.
(D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\askep sepsis neonatorum _ LiZa.htm)

Hubungi dokter Anda jika bayi Anda mengalami :
 muntah atau kesulitan bernapas atau tidak mau minum
 suhu >38oC melalui anus pada bayi baru lahir dan bayi muda
 kesulitan bernapas
 perubahan warna kulit (pucat atau kebiruan)
 tidak responsive
 perubahan suara tangisan bayi atau tangisan yang tidak berhenti
 bayi menjadi lemas
 denyut jantung menjadi lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya
 ubun-ubun membonjol
 penurunan jumlah urin
 perilaku pada bayi yang membuat Anda khawatir
(D:\TUGAS KULIAH\ASKEB NEO\Sepsis Sehat Group.htm)









ASUHAN KEBIDANAN SECARA TEORITIS




BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “ M “
UMUR 2 HARI DENGAN SEPSIS DI RUANG NICU
RSUD SEKAYU TAHUN 2011
No. Register/ Medical Record: 08. 91. 05
Pengkajian dilakukan pada tanggal 08 – 09 Maret 2011 oleh Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang di Ruang NICU RSUD Sekayu Tahun 2011 pada pukul 15.00 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 14.00 – 20.00 WIB dan Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 16.00 WIB)
1. Biodata
Nama Bayi : By.”M” Nama Ibu : Ny. “M” Nama Ayah :Tn“S”
Umur : 2 Hari Umur : 33 tahun Umur : 36 tahun
Tanggal lahir: :06-03-2011 Agama : Islam Agama : Islam
MRS : 08-03-2011 Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
BBL : 2400 gram Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
PBL : 47 cm
Alamat : Dusun 1 Lumpatan

2. Alasan Datang/ Riwayat Perjalanan Penyakit
Pada hari minggu tanggal 06 Maret 2011 pukul 17.00 WIB bayi “M” lahir spontan pervaginam di tolong oleh dukun dari ibu G2P1A0, jenis kelamin ♀ (perempuan), berat badan 2400 gram, panjang badan 47 cm. Bayi di bawa ke NICU dari UGD pada tanggal 8 Maret 2011 pukul 09.45 WIB dengan perut kembung (+), muntah (+), sesak (+), kejang (+) 1x, merintih (+). Pulse 150x/ menit, pernapasan 82x/ menit, suhu 37,3°C.
3. Riwayat Persalinan
Jenis persalinan :Spontan
Ditolong oleh :Dukun

4. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu
Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
Penyakit keturunan (Hipertensi, Jantung, Ginjal) : Tidak ada
Penyakit yang pernah diderita pasien secara menahun : Tidak ada
2. Riwayat penyakit yang pernah diderita ayah
Penyakit menular (AIDS, TBC, Sifilis) : Tidak ada
Penyakit keturunan (Hipertensi, Jantung, Ginjal) : Tidak ada
Penyakit yang pernah diderita pasien secara menahun : Tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah dijalani : Tidak ada
4. Riwayat keluarga/ keturunan (Gamelli) : Tidak ada

5. Riwayat Psikososial
Respon ibu terhadap bayi : Senang
Respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi : Menerima
Adat/ kebiasaan dalam kelahiran : Tidak ada
Kebiasaan berobat : ke Rumah Sakit

6. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola Nutrisi
Tanggal 8 Maret 2011
 ASI : Belum di berikan (Stop Oral)
 PASI : Belum diberikan (Stop Oral)
Tanggal 9 Maret 2011
 ASI : Belum di berikan (Stop Oral)
 PASI : Belum di berikan (Stop Oral)

2. Eliminasi
 BAK
Tanggal 8 Maret 2011 (Pukul 14.00 WIB – 20.00WIB)
Frekuensi : 1x/ 6 jam Penyulit : Tidak ada
Warna : Kuning jernih

Tanggal 9 Maret 2011 (Pukul 14.00 WIB – 15.00 WIB)
Frekuensi : 1x/ 1 jam Penyulit : Tidak ada
Warna : Kuning Jernih

 BAB
Tanggal 8 Maret 2011 (Pukul 14.00 – 20.00 WIB)
Frekuensi : Tidak BAB Konsistensi : -
Warna :- Penyulit : -

Tanggal 9 Maret 2011 (Pukul 14.30 WIB)
Frekuensi : 1x/ 1 jam Konsistensi : Lunak
Warna : Hijau Kehitaman Penyulit : Tidak ada

3. Istirahat
 Tanggal 8 Maret 2011 (Pukul 14.00 – 20.00 WIB) : Bayi tidur (± 4 jam/ 5 jam) dalam incubator, marintih (+)
 Tanggal 9 Maret 2011 (Pukul 14.00 – 15.00 WIB) : Bayi tidur (± 1 jam/ 1 jam ) dan tidak rewel

4. Personal Hygiene
 Tanggal 8 maret 2011 Pukul 17.00 WIB : Memandikan bayi (mengelap badan bayi)


II. DATA OBJEKTIF (Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 14.00 – 20.00 dan Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 16.00 WIB)
1. Pemeriksaan Fisik/ umum
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah, merintih (+), refleks hisap lemah (+)
Tanda-tanda vital:
No. Tanggal dan Pukul Pulse Pernapasan Suhu
1.







2. 8 Maret 2011
Pukul 14.00 WIB
15.00 WIB
16.00 WIB
17.00 WIB
18.00 WIB
19.00 WIB
20.00 WIB
9 Maret 2011
Pukul 14.00 WIB
15.00 WIB
15.30 WIB
16.00 WIB
150x/ menit
152x/ menit
148x/ menit
150x/ menit
157x/ menit
160x/ menit
152x/ menit

70x/ menit
65x/ menit
40x/ menit
-
82x/ menit
87x/ menit
84x/ menit
83x/ menit
87x/ menit
86x/ menit
84x/ menit

20x/ menit
20x/ menit
16x/ menit
-

37, 3°C
37, 4°C
37, 5°C
37, 2°C
37, 0°C
37, 5°C
37, 2°C

35,0°C
35,2°C
34,3°C
-

b. Segera setelah bayi dilahirkan, dilakukan;
 Activity : Kurang baik
 Breathing : Kurang baik
 Circulation : Kurang baik

2. Pemeriksaan khusus (Pemeriksaan Kebidanan)
a Inspeksi
Kepala : Rambur bersih, UUB datar, caput tidak ada, chepal hematoma
tidak ada
Mata : Bersih, conjungtiva merah muda, skelera putih
Hidung : Bersih, tidak ada pembengkakan polip
Telinga : Bersih, tidak ada kelainan
Mulut : Kering, tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
Dada : Simetris, retraksi sebagian (+)
Abdomen : Simetris, tidak ada infeksi
Genitalia Eksterna : Labia mayora menutupi labia minora
Anus : Ada
Punggung : Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan Ekstremitas atas : Gerak kurang aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : Gerak kurang aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan

b. Pemeriksaan Refleks
Tanggal 8 Maret 2011
Refleks moro : Lemah
Refleks rooting : Lemah
Refleks walking : Lemah
Refleks tonic neck : Lemah
Tanggal 9 Maret 2011
Refleks moro : Lemah
Refleks rooting : Lemah
Refleks walking : Lemah
Refleks tonic neck : Lemah

c. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen : Tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

d. Obat-obatan :
Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 18.00 WIB :
 IVFD K4 A dengan 10 tetes/ menit
 Oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit
 Merem 2x60 mg (Pukul 18.00 WIB dan Pukul 06.00 WIB)
 Aminophillin 3x2 mg (Pukul 08.45 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
 Dexamethason 3x1/5 ampul (Pukul 08.10 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)

DATA PERKEMBANGAN
Tanggal 8 Maret 2011, pukul 14.00 – 20.00 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (Tanggal 8 Maret 2011, pukul 14.00 – 20.00 WIB)
-.
II. DATA OBJEKTIF (Tanggal 8 Maret 2011, pukul 14.00 – 20. 00 WIB)
Keadaan Umum : Lemah, merintih (+), refleks hisap lemah (+)
Tanda-tanda vital:
Tanggal dan Waktu Pulse Pernapasan Suhu
8 Maret 2011
Pukul 14.00 WIB
15.00 WIB
16.00 WIB
17.00 WIB
18.00 WIB
19.00 WIB
20.00 WIB 150x/ menit
152x/ menit
148x/ menit
150x/ menit
157x/ menit
160x/ menit
152x/ menit
146x/ menit
82x/ menit
87x/ menit
84x/ menit
83x/ menit
87x/ menit
86x/ menit
84x/ menit
80x/ menit
37, 3°C
37, 4°C
37, 5°C
37, 2°C
37, 0°C
37, 5°C
37, 2°C
37, 3°C


III. ASSESMENT (Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 14.00 – 20.00 WIB)
Diagnosa Masalah Kebutuhan
Neonatus 2 hari
dengan Sepsis - Bayi susah bernapas
- Bayi merintih
- Rangsangan hisap lemah
- Retraksi dada sebagian - Membersihkan jalan lahir dengan suction
- Memberikan oksigen sungkup
- Menghangatkan bayi dengan menggunakan incubator
- Perawatan tali pusat
- Memberikan therapy pada bayi sesuai dengan order


IV. PLANNING (Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 14.00 – 20.00 WIB)
Tanggal dan Waktu PLANNING
8 Maret 2011
Pukul 14.00 s/d pukul 20.00 WIB 1. Mengkaji keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital bayi (suhu, pernapasan dan nadi)
2. Membebaskan jalan napas dengan menggunakan suction
3. Mengatur posisi bayi semi fowler
4. Pemenuhan oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit
5. Mengkaji adanya sianosis dan retraksi
6. Perawatan tali pusat
7. Personal hygiene bayi
8. Berkolaborasi dengan tim medis dalam therapy:
 Obat-obatan
 Nutrisi





V. IMPLEMENTASI (Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 14.00 – 20.00 WIB)
No. Tanggal
dan Waktu IMPLEMENTASI
1.











2.

3.

4.

5.

6.

7.



Pukul 14.00 WIB s/d pukul 20.00 WIB










Pukul 14.30 WIB s/d pukul 14.45 WIB
Pukul 14.45 WIB s/d pukul 14.50 WIB
Pukul 10.00 WIB s/d pukul 20.00 WIB
Pukul 15.00 WIB s/d pukul 20.00 WIB
Pukul 17.00 WIB s/d pukul 17.15 WIB
Pukul 14.00 WIB s/d pukul 20.00 WIB


1. Mengkaji keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital bayi (suhu, pernapasan dan nadi)
Keadaan umum bayi lemah, merintih (+), refleks hisap lemah (+)
Tanda-tanda vital bayi:
Pukul 14.00 WIB: HR 150x/m, RR 82x/m, Suhu 37,3°C
15.00 WIB: HR 152x/m, RR 87x/m, Suhu 37,4°C
16.00 WIB: HR 148x/m, RR 84x/m, Suhu 37,5°C
17.00 WIB, HR 150x/m, RR 83x/m, Suhu 37,2°C
18.00 WIB, HR 157x/m, RR 87x/m, Suhu 37,0°C
19.00 WIB, HR 160x/m, RR 86x/m, Suhu 37,5°C
20.00 WIB, HR 152x/m, RR 84x/m, Suhu 37,2°C
2. Membebaskan jalan napas dengan menggunakan suction

3. Mengatur posisi bayi semi fowler

4. Pemenuhan oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit

5. Mengkaji adanya sianosis dan retraksi (sianosis (-), retraksi dada sebagian (+)
6. Mengelap bayi dan menggantikan pakaian bayi

7. Melakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril dan alkohol setiap kali basah
8. Membersihkan tubuh bayi terutama daerah genitalia bayi setiap kali bayi BAB dan BAK

9. Berkolaborasi dengan tim medis:
 Pemberian obat-obatan pada pukuk 18.00 WIB
- Merem 2x60 mg (Pukul 18.00 WIB dan Pukul 06.00 WIB)
- Aminophillin 3x2 mg (Pukul 08.45 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
- Dexamethason 3x1/5 ampul (Pukul 08.10 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
 IVFD K4 A dengan 10 tetes/ menit
 Oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit
 Nutrisi
- Stop oral sementara


VI. EVALUASI (Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 14.00 – 20.00 WIB)
Tanggal dan Waktu EVALUASI
8 Maret 2011 Pukul 14.00 WIB s/d pukul 20.00 WIB 1. Keadaan umum bayi : Lemah, merintih (+), refleks hisap lemah (+)
Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 14.00 – 20.00 WIB
Suhu : 37,0°C – 37,5°C
Nadi : 148x/ menit – 160x/ menit
Pernapasan : 82x/menit – 87x/ menit
2. Jalan napas sudah di bebaskan
3. Posisi bayi semi fowler
4. Oksigen sungkup pada bayi terpasang dengan 5 liter/ menit
5. Sianosis (-), retraksi dada sebagian (+)
6. Bayi sudah dibersihkan
7. Nutrisi, berat badan 2400 gram, merintih (+)
8. Personal hygiene telah dilaksanakan
9. Tali pusat steril
10. Pemberian obat pada bayi sesuai dengan order
Tanggal 8 Maret 2011 Pukul 18.00 WIB :
 Merem 2x60 mg (Pukul 18.00 WIB dan Pukul 06.00 WIB)
 Aminophillin 3x2 mg (Pukul 08.45 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
 Dexamethason 3x1/5 ampul (Pukul 08.10 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
 IVFD K4 A dengan 10 tetes/ menit terpasang
 Oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit terpasang


DATA PERKEMBANGAN
Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 16.00 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 15.30)
-
II. DATA OBJEKTIF (Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 16.00 WIB)
Keadaan Umum : Jelek, bayi tampak lemah, tangisan merintih (+), sesak (+), sianosis (-), muntah (-), demam (-), kejang(-), refleks hisap lemah (+)
Tanda-tanda vital:
Tanggal dan Waktu Pulse Pernapasan Suhu
9 Maret 2011 Pukul 14.00 WIB
15.00 WIB
15.30 WIB
16.00 WIB 70x/ menit
65x/ menit
40x/ menit
- 20x/ menit
20x/ menit
16x/ menit
-
35, 0°C
35, 2°C
34, 3°C
-


III. ASSESMENT (Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 16.00 WIB)
Diagnosa Masalah Kebutuhan
Neonatus 3 hari dengan Sepsis - Bayi merintih
- Bayi sesak
- Rangsangan isap lemah
- Retraksi dada sebagian
1. Memberikan oksigen sungkup
2. Menghangatkan bayi dengan menggunakan inkubator
3. Perawatan tali pusat
4. Personal hygiene
5. Memberikan therapi pada bayi sesuai dengan order


VII. PLANNING (Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 16.00 WIB)
Tanggal dan Waktu PLANNING
9 Maret 2011
Pukul 14.00 WIB s/d pukul 16.00 WIB 1. Mengkaji keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital bayi (suhu, pernafasan, dan nadi)
2. Pemenuhan oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit
3. Mengatur posisi bayi semi fowler
4. Mengkaji adanya sianosis dan retraksi
5. Perawatan tali pusat
6. Personal hygienen bayi
7. Berkolaborasi dengan tim medis dalam thrapy:
 Obat – obatan
 Nutrisi








V. IMPLEMENTASI (Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 15.00 WIB)
No. Tanggal
dan Waktu IMPLEMENTASI
1.









2.


3.


4.


5.
















6.



7.


8.
9. 9 Maret 2011 Pukul 14.00 WIB s/d pukul 15.00 WIB






Pukul 14.30 WIB s/d pukul 14.45 WIB
Pukul 14.45 WIB s/d pukul 14.50 WIB
Pukul 14.00 WIB s/d pukul 15.30 WIB
Pukul 14.00 WIB s/d pukul 15.30 WIB














Pukul 15.30 WIB



Pukul 15.45 WIB


Pukul 16.00 WIB
Pukul 16.10 WIB
1. Mengkaji keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital bayi (suhu, pernapasan dan nadi)
Keadaan umum bayi Jelek, tangisan merintih (+), sesak (+), sianosis (-), muntah (-), demam (-), kejang (-), refleks hisap lemah (+)
Tanda-tanda vital:
Pukul 14.00 WIB: HR 70x/m, RR 20x/m, Suhu 35,0°C
15.00 WIB: HR 65x/m, RR 20x/m, Suhu 35,2°C
15.30 WIB: HR 40x/m, RR 16x/m, Suhu 34,3°C
16.0 IB: HR (-), RR (-), Suhu (-)
2. Pemenuhan kebutuhan oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit

3. Mengatur posisi bayi semi fowler


4. Mengkaji adanya sianosis dan retraksi
 Sianosis (-), retraksi dada sebagian (+)

5. Melakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril dan alkohol setiap kali basah
6. Membersihkan tubuh bayi terutama daerah genitalia bayi setiap kali bayi BAB dan BAK
7. Berkolaborasi dengan tim medis dalam therapy:
 Pemberian obat – obatan pada pukul 18.00 WIB
- Merem 2x60 mg (Pukul 18.00 WIB dan Pukul 06.00 WIB)
- Aminophillin 3x2 mg (Pukul 08.45 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
- Dexamethason 3x1/5 ampul (Pukul 08.10 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
 IVFD K4 A dengan 10 tetes/ menit
 Oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit
 Nutrisi
- Stop oral sementara
8. Bayi apnoe, keluar darah dari hidung dan mulut, pulse 65x/ menit, SPo2 50%, perawat NICU lapor dr. bangsal (dr. Irma Novita) dan dilakukan suction + beaging + Resusitasi Jantung Paru (RJP)
9. Pulse 40x/ menit, SPo2 tidak terpantau, pernapasan (-), pupil medriasis, total beaging + RJP diteruskan, pulse (-), pernapasan (-)
10. Bayi dinyatakan meninggal oleh dr. Irma Novita
11. Jenazah dibawa pulang oleh keluarga dengan menggunakan ambulan






















VI. EVALUASI (Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 16.00 WIB)
Tanggal dan Waktu EVALUASI
9 Maret 2011 Pukul 14.00 WIB s/d pukul 16.00 WIB 1. Keadaan umum bayi : Jelek, Keadaan umum bayi : Jelek, tangisan merintih (+), sesak (+), sianosis (+), muntah (+), demam (-), kejang (-), refleks hisap lemah (+)
Tanggal 9 Maret 2011 Pukul 14.00 – 16.00 WIB
Suhu : 35,2°C - 0°C
Nadi : 70x/ menit – 0x/menit
Pernapasan : 20x/ menit – 0x/menit
2. Oksigen sungkup pada bayi terpasang dengan 5 liter/ menit
3. Posisi bayi semi fowler
4. Sianosis (+), retraksi dada sebagian (+)
5. Nutrisi, berat badan 2400 gram, merintih (+), sianosis (+), muntah (+)
6. Personal hygiene telah dilaksanakan
7. Tali pusat steril
8. Tanggal 9 Maret 2011 pukul 16.00 bayi dinyatakan meninggal oleh dr. Irma Novita
9. Tanggal 9 Maret 2011 pukul 16.10 WIB jenazah dibawa pulang oleh keluarga dengan menggunakan ambulan


Sekayu, Maret 2011
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa yang melakukan Asuhan
CI Lapangan NICU


Suaibatul A. M, AM. Kep









BAB IV
PEMBAHASAN

Sepsis Neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara menyeluruh atau terlokasi hanya pada satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun jarang ditemui. (John Mersch, MD, FAAP, 2009). Sepsis Neonatorum diakibatkan adanya kuman di dalam darah pada neonatus.
Menurut teori salah satu faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya infeksi adalah prosedur selama persalinan dan gejala klinis sepsis neonatorum adalah suhu tubuh tidak stabil (< 36°C atau > 37,5°C), laju nadi (> 180x/ menit atau < 100x/ menit, laju napas (> 60x/ menit dengan retraksi atau laju napas <30x/ menit), gangguan pernapasan, kejang, muntah, perut kembung dan penatalaksanaan sepsis neonatorum adalah diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisillin dan apabila gejala klinis memburuk diberikan Cefepim atau Meropenem sesuai dengan dosis yang ditentukan oleh dokter.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah kami lakukan pada By. ”M” tanggal 8 maret 2011 pukul 15.00 WIB didapatkan bayi lahir pada hari minggu tanggal 6 Maret 2011 pukul 17.00 WIB, bayi lahir spontan pervaginam di tolong oleh dukun dari ibu G2P1A0, jenis kelamin ♀ (perempuan), berat badan 2400 gram, panjang badan 47 cm. Bayi di bawa ke NICU dari UGD pada tanggal 8 Maret 2011 pukul 09.45 WIB dengan perut kembung (+), muntah (+), sesak (+), retraksi dada sebagian (+), kejang (+) 1x, merintih (+), pulse 150x/ menit, pernapasan 82x/ menit dan suhu 37, °C dan penanganan yang diberikan pada bayi ”M” yaitu Merem 2x60mg (pukul 18.00 WIB dan pukul 06.00 WIB), Aminophillin 3x2mg (pukul 08.45 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB) dan Dexamethason 3x1/5 ampul (pukul 08.10 WIB, 18.00 WIB, 06.00 WIB)
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara teori dengan gejala klinis yang terjadi pada bayi ”M” serta asuhan atau penanganan di lapangan yang dilakukan pada bayi ”M” di Ruang NICU RSUD Sekayu Tahun 2011.







BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan kasus yang telah kami bahas pada bayi “M” maka kami menyimpulkan bahwa:
1. Kami dapat melakukan pengkajian pada By. ”M” pada tanggal 8 maret 2011 pukul 15.00 WIB didapatkan bayi lahir pada hari minggu tanggal 6 Maret 2011 pukul 17.00 WIB, bayi lahir spontan pervaginam di tolong oleh dukun dari ibu G2P1A0, jenis kelamin ♀ (perempuan), berat badan 2400 gram, panjang badan 47 cm. Bayi di bawa ke NICU dari UGD pada tanggal 8 Maret 2011 pukul 09.45 WIB dengan perut kembung (+), muntah (+), sesak (+), retraksi dada sebagian (+), kejang (+) 1x, merintih (+), pulse 150x/ menit, pernapasan 82x/ menit dan suhu 37, °C
2. Dilihat dari pemeriksaan di atas didapatkan diagnosa Asuhan Kebidanan Pada Bayi “M” umur 2 hari dengan Sepsis
3. Pada pelaksanaan yang diberikan didasarkan keadaan bayi yaitu menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi kurang baik
4. Kebutuhan yang diperlukan pada Bayi “M” dengan Sepsis, yaitu Membersihkan jalan lahir dengan suction, memberikan oksigen sungkup, menghangatkan bayi dengan menggunakan inkubator, perawatan tali pusat, personal hygiene, memberikan therapi pada bayi sesuai dengan order (obat-obatan dan nutrisi)
5. Rencana asuhan yang dibutuhkan pada bayi “M” dengan Sepsis yaitu:
 Mengkaji keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital bayi (suhu, pernafasan, dan nadi) serta tingkat kesadaran bayi.
 Membebaskan jalan napas dengan menggunakan suction
 Mengatur posisi bayi semi fowler
 Pemenuhan oksigen sungkup dengan 5 liter/ menit
 Mengkaji adanya sianosis dan retraksi
 Perawatan tali pusat
 Personal hygienen bayi
 Berkolaborasi dengan tim medis dalam therapy (obat-obatan dan nutrisi)
6. Perawat NICU dapat melaksanakan asuhan yang telah di rancanakan pada bayi “M” dengan Sepsis
7. Penulis dapat mengevaluasi asuhan yang telah di berikan pada bayi “M” dengan Sepsis Neonatorum

contoh asuhan kebidanan pada Abortus incompletus


BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABOTRUS INKOMPLET NY”R
DI BANGSAL KEBIDANAN RSUD SEKAYU MUSI BANYUASIN
TAHUN 2010

Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 Juni 2010 pukul 13.00 WIB di Bangsal Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu oleh Mahasiswi Poltekkes Depkes Palembang Jurusan Kebidanan.

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama                  : Ny.”R”                                  Nama suami    : Tn.”R”
Umur                  : 37 tahun                                Umur               : 39 Tahun
Agama                : Islam                                     Agama            : Islam
Suku/bangsa       : Indonesia                              Suku/bangsa    : Indonesia
Pendidikan         : SMA                                     Pendidikan      : SMA
Pekerjaan            : IRT                                        Pekerjaan         : Wiraswsta
Alamat               : Ngulak 3

2.  Alasan Datang
      Tanggal 1 Juni  2010 pukul 13.00 WIB Os Masuk Rumah Sakit,mengaku hamil 2 bulan anak ke-6 Ibu mengeluh keluar darah pervaginam sejak sore kemarin, darah bergumpal-gumpal. Ganti pembalut ± 6 kali atau ganti kain ± 4 kali sehari.

3.  Data Kebidanan
a. Riwayat Haid
Menarche       : 14 tahun                    Warna              : Merah Kehitaman
Siklus             : 28 hari                       Jumlah             : 2x ganti pembalut
Lamanya        :  7 hari                        Dismenorhoe   : (-)

b. Riwayat Perkawinan
Kawin                        : 1x dengan suami sekarang
Lamanya                    : 25 tahun
Umur waktu kawin    : 12 tahun

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan,dan Nifas yang lalu
NO
Umur
Kehamilan
Jenis Persalinan
Ditolong Oleh
Penyulit
Tahun Persa
linan
Nifas/
Laktasi
Anak
JK
PB
BB
Keadaan
1
2
3
4
5
6
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
Ini
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Spontan
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan

    -
    -
    -
    -
    -
-
1986
1989
1992
1995
-
Baik
Baik
Baik
Baik
-
Lk
Pr
Pr
Pr
-
47
48
49
48
-
3000
2800
2900
3250

  JTM
  Hidup
Hidup
Hidup
Hidup

d. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 29-03-2010                                                   Tablet FE        : -
TP       : 05-01-2011                                                   ANC               : 1x Kebidan
Usia Kehamilan         : 9 minggu 1 hari                     TT                    : -
Keluhan selama hamil           
TM I                          : Tidak ada
TM II                         : Tidak ada
TM III                       : Tidak ada


4.   Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB                       : Pernah
Pernah menjadi akseptor KB                          : Pernah
Jenis kontrasepsi yang terakhir digunakan      : Suntik
Lama menjadi akseptor KB                            : 12 tahun(pil), 2 tahun (suntik)
Alasan berhenti                                               : Ibu tahu ia hamil

5.   Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita pasien
    Menahun ( TBC, jantung, hipertensi )                   : tidak ada
    Menular ( TBC, HIV/AIDS, sifilis )                     : tidak ada
    Keturunan ( hipertensi, DM, jantung )                  : tidak ada
b. Riwayat penyakit yang diderita keluarga
    Menahun ( TBC, jantung, hipertensi )                   : tidak ada
    Menular ( TBC, HIV/AIDS, sifilis )                     : tidak ada
    Keturunan ( hipertensi, DM, jantung )                  : tidak ada
c. Riwayat operasi yang pernah dijalani
    SC                                                                           : tidak ada
    Appendiksitis                                                         : tidak ada
d. Riwayat keluarga / keturunan
    Gemelli                                                                  : tidak ada

6.    Pola kebiasaan sehari – hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum hamil
Selama hamil
Pagi : 1 piring nasi+1 butir telur
Pagi: 1/5 piring nasi + dan air teh hangat
Siang: 1 piring nasi+1 mangkuk sayur+tahu
Siang: sepiring nasi + 1 mangkuk sayur + 1 potong ikan goreng
Malam: 1 piring nasi+1 mangkuk sayur+tahu
Malam: 1/5 piring nasi dan semangkuk sayur asam
Minum : 8 gelas / hari
Minum : 10 gelas/ hari

b. Pola Aktivitas dan Istirahat
Sebelum hamil
Selama hamil
Tidur siang  : -
Tidur siang  : 
Tidur malam: 7 jam / hari
Tidur malam:  7 jam / hari
Aktivitas     :  IRT
Aktivitas     :  IRT

c. Pola Eliminasi
Sebelum hamil
Selama hamil
-            BAB
Frekuensi    : 2x /hari
Warna         : kuning
Konsistensi : lembek
Penyulit      : tidak ada
-            BAB
Frekuensi    : 2 x /hari
Warna         : kuning
Konsistensi : lembek
          Penyulit      : tidak ada
-            BAK
Frekuensi    : 2x / hari
Warna         : kuning
Penyulit      : tidak ada
-            BAK
Frekuensi    : 3x / hari
Warna         : kuning
          Penyulit      : tidak ada


d. Personal Hygiene
Sebelum hamil
Selama hamil

Mandi                          : 2 x /hari
Gosok gigi                   : 2 x /hari
Ganti pakaian dalam   :2 x /hari (sehabis mandi)


Mandi                          : 2 x /hari
Gosok gigi                   : 2 x /hari
Ganti pakaian dalam   : 3 x /hari (sehabis mandi),ganti jika lembab



7.  Data Psikososial
 Hubungan ibu dengan suami dan keluarga                                         : baik
 Tanggapan ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini : senang
  Pengambil keputusan dalam keluarga                                                : musyawarah
  Adat / kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan                              : tidak ada
  Rencana tempat bersalin                                                                     : rumah sakit




B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a)  TB                             : 150 cm          d) Tanda-tanda vital
b)  BB                                                          KU                        : sedang
 Sebelum Hamil              : 54 kg                   Kesadaran             : Compos Menthis
 Sekarang                       : 54 kg                   TD             : 130/80 mmhg 
c)   LILA                        : 23,5 cm               Pulse          : 84 x/ menit
                                                                     Suhu          : 36,9 ◦C
                                                                     RR             : 23 x/ menit
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. inspeksi
·      Kepala
Rambut                                         : Bersih dan tidak rontok
Hidung                                          : Tidak ada polip
Mata                                              : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut                                            : Tidak ada caries
Muka                                             : Tidak ada cloasmagravidarum
·      Leher
Pembengkakan kelenjar tiroid       : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran vena jugularis            : Tidak ada pembesaran
Pembengkakan kelenjar lymfe      : Tidak ada pembengkakan
·   Dada
Mammae                                       : Simetris
Areola mammae                            : Hyperpigmentasi
Puting susu                                    : Menonjol
Colostrums                                    : (-)
·   Abdomen
Pembesaran                                   : Simetris
Striae livide                                   : Tidak ada
Linea nigra                                    :  Ada
Luka bekas operasi                        : Tidak ada

Genetalia eksterna                         : tidak ada oedema, tidak ada varises dan  keluar darah pada vagina seperti ati ayam (gumpalan)
·   Ekstremitas
Atas                                               : simetris, tidak ada oedema
Bawah                                           : simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises

b. Palpasi
Tinggi Fundus Uteri                           : tidak teraba
Nyeri tekan                                        : ( - )


c.  Perkusi                                               : tidak dilakukan        
 


3.  Pemeriksaan Penunjang
- Lab
·      Darah
HB                              : 9,6 gr %
Gol darah                    :A
·     Urine              
PT                                : +       
Protein                         : tidak dilakukan
·      USG                                        : terlihat adanya sisa janin dalam cavum uteri.
 

 4. Therapy
·       Pre operasi
·         Misoprostol          2x2 tab





·         Post operasi
·         Amoxicillin          3x1 tab
·         Mefenamat acid   3 x 1 tab
·         Methargin            3x1 tab
III. ANALISA DATA
Diagnosa               : Abortus inkomplet
Masalah                : Ibu merasa nyeri dan sakit pada daerah bawah perut
                                Keluar gumpalan darah seperti hati ayam
Kebutuhan            :  - KIE mengatasi nyeri
-  KIE pola nutrisi
-  KIE pada ibu tentang tanda bahaya apabila keluar darah lebih banyak
-  KIE pada ibu tentang penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan

1V. PERENCANAAN
1.      Informed consent
2.      Observasi tanda vital ibu
3.      Observasi perdarahan
4.      Pemasangan Infus RL Gtt xx x/m
5.      Persiapan pemeriksaan laboratorium
6.      Memberikan semangat dan keyakinan kepada ibu bahwa operasi akan berjalan lancar.
7.      Persiapan operasi dari pihak pasien, dokter, alat, dan tempat.
8.      Memberi tahu ibu        bahwa ibu harus puasa sebelum dan sesudah operasi
9.      Memberi tahu ibu tentang tindakan operasi.






V. IMPLEMENTASI
1.      Melakukan informed consent kepada keluarga sebelum operasi
2.      Melakukan observasi tanda vital ibu
3.      Melakukan observasi perdarahan
4.      Mengambil sampel darah untuk di uji lab.
5.      Pemasangan infuse dengan gtt xx x/ menit
6.      Menjelaskan kepada ibu mengenai prosedur operasi
7.      Melakukan persiapan operasi
8.      Manganjurkan keluarga Ibu untuk memberikan semangat dalam menghadapi operasi.

VI. EVALUASI
1.      Inform consent telah dilakukan dan keluarga setuju.
2.      Hasil Observasi keadaan ibu,
KU                       : Sedang
Kesadaran                        : CM

Vital sign pukul 13.00 wib
TD                        : 130/70 mmHg
Pulse                     : 102x/ menit
       RR                        : 24x/ menit
       Suhu                     : 37,5 C

Vital sign pukul 18.00 wib
TD                        :130/90 mmHg
Pulse                     : 110 x/m
RR                        : 26 x/m
Suhu                     : 37 C

Vital sign pukul 23.00 wib
TD                        :120/80 mmHg
Pulse                     :100 x/m
RR                        :28 x/m
Suhu                     :36,5 C
3.      Perdarahan tidak aktif
4.      Ibu mulai puasa pre operasi sejak pukul 15.00 wib
5.      Hasil lab telah diketahui
Hb                                      : 9,6 gr %
Golongan darah     : A
6.      Infuse telah terpasang pukul. 15.00 WIB
7.      Bedrest telah dilakukan ibu
8.      Opersai dilakukan mulai pukul 23.30 wib sampai selesai pukul 23.40 wib

DATA PERKEMBANGAN PADA TANGGAL 1 JUNI 2010 PUKUL : 23.45 wib
DATA    SUBJEKTIF                       :  Ibu masih dalam pengaruh diazepam.
      DATA    OBJEKTIF                        :
Keadaan umum           : sedang
Vital sign                    
TD                                           : 110/70 mmHg
Pulse                                        : 78x/ menit
RR                                           : 20x/ menit
Suhu                                        : 36,5 C

       ANALISA
-       Diagnosa                : P4APost kuretase atas indiksasi abortus incompletus
-       Masalah:                 : ibu merasa lemas karena masih pengaruh diazepam.
-       Kebutuhan             :  - KIE Perbaikan KU ibu
-   KIE tentang nutrisi ibu

        PERENCANAAN
1.      Mengobservasi Tanda-tanda vital Ibu
2.      Melakukan observasi perdarahan
3.      Kolaborasi dengan  tim dokter dalam pemberian terapi obat.

     EVALUASI
1.    Observasi keadaan ibu,
Vital sign               
TD                                      : 130/80 mmHg
Pulse                       : 84x/ menit
RR                                      : 23x/ menit
Suhu                       : 36 C
2.    Perdarahan tidak aktif
3.    Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi:
-         Infus RL masih terpasang gtt xx x/menit
4. Setelah diberikan terapi, KU Ibu membaik
           
DATA PERKEMBANGAN TANGGAL 02 JUNI 2010
SUBJEKTIF  :  ibu merasa sakit yang hebat pada bagian bawah  perutnya.
OBJEKTIF    :
·        Pukul  00.00 WIB
Keadaan umum      : sedang
Kesadaran              : compos mentis
Vital Sign :
● TD                       : 120/70 mmHg
● Nadi                    : 88 x/menit
● Suhu                    : 36,7
● RR                      : 20 x/menit

Pukul. 06.00 WIB
● TD                       : 110/80 mmHg

ASSESMENT           :
- Diagnosa       : P4A0 post kuret hari ke-1 atas indikasi inkomplet
- Masalah         : Ibu masih merasa lemas setelah kuretase
- Kebutuhan    : -KIE tentang Nutrisi
  -KIE tentang istirahat

PLANNING
1.    Observasi TVI,perdarahan
2.    Mobilisasi dini
3.    IVFD RL gtt XX tetes/menit
4.    Therapy oral diteruskan

IMPLEMENTASI
1.    Observasi TVI dilakukan pada pukul 00.00 wib
2.    Menganjurkan Ibu mobilisasi
3.    IVFD RL gtt XX tetes/menit
4.    Memberikan Therapy oral

EVALUASI
1.    hasil tanda vital Ibu :
·        Pukul 00.00 WIB
K eadaan umum   :  sedang
Kesadaran            : compos mentis
Vital Sign
● TD        : 120/70 mmHg
● Nadi      : 88 x/menit
● Suhu     : 36,7
● RR        : 20 x/menit.
2.    Ibu mampu melakukan mobilisasi.
3.    IVFD RL gtt xx tetes/menit telah dilakukan.
4.    Therapy oral telah diberikan.
·         Amoxicillin          3x1 tab
·         Mefenamat acid   3 x 1 tab
·         Methargin            3x1 tab

 Pukul 10.00 wib pasien sudah diizinkan pulang ke rumah.




BAB V
PEMBAHASAN
           
            Berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu hamil Ny “R” Juni 2010 pukul 13.00 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin provinsi sumatera selatan, didapatkan informasi bahwa nyonya “R” keadaan umumnya sedang, tekanan darahnya 130 / 80 mmHg , RR = 23x/menit, suhu = 36,5 C dan Nadi 84x/menit. Berdasarkan hasil anamnesa HPHT = 29 Maret 2010, dan TP = 05 januari 2011, ibu mengaku hamil kurang lebih 2 bln, ibu hamil anak ke 6, nafsu makan menurun kurang lebih 1 bulan, nyeri perut (+) , sakit pinggang (+), keluar darah bergumpal dari kemaluan ibu.
            Pada pemeriksaan fisik hasil inspeksi terlihat keluar flek dari vagina, dan yang lainnya tidak ada kelainan, tidak teraba ballottement . diagnose Ny “R” G6P4A1 Hamil 9 minggu 1 hari dengan Abortus Inkomplet.
            Abortus Inkomplet adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkomplet ( Obstetri Williams, hlm 581 tahun 2002 ).
           
Penatalaksanaan Abortus Inkomplet pada buku kapita selekta jilid I, tahun 2005:
·      Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat (RL) dan selekas mungkin di transfuse darah.
·      Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan egometrin 0,2 mgintramuskular.
·      Bila janin sudah keluar, tapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual
·      Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi

Penatalaksanaan Abortus Inkomplet pada buku pelayanana kesehatan maternal dan Neonatal tahun 2006 :
● Tentukan besar uterus ( tafsiran usia kehamilan ), kenali dan atasi setiap komplikasi ( perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)
● hasil konsepsi yang terperangkap pada servik yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara xdigital/ cuman ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:
-    Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg/oral
-    Bila perdaranan terus berlangsung evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K ( pilihan tergantung dari usia kehamilan, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin )

● bila tak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksi (ampisilin 500 mg/oral atau doksisiklin 100 mg)
● bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidazon 500 mg setiap 8 jam
● bila terjadi perdarahan hebat dan usia kehamilan dibawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan AVM
● bila pasien tampak anemik, beri sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu ( anemia sedang ) atau tranfusi darah ( anemia berat ).

Pada beberapa kasus, abortus inkomplet erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu, perhatikan hal-hal berikut ini :
1.    Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cedera intra-abdomen ( mual, muntah, nyeri punggungm, demam, perut kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri berlanjut.
2.    Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari region genetalia.
3.    Berikan boster tetanus toksoi 0,5 mg bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis servisis dan pasien pernah diimunisasi
4.    Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, beri sirup anti tetanus (ATS) 1500 unit IMdiikuti dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu
5.    Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

Penatalaksanaan pada Ny “R” untuk menentukan diagnosa Abortus Inkomplet adalah dengan pemeriksaan penunjang yaitu dengan cara USG, Rontgen, chek labor. Sedangkan menurut buku kapita selekta tahun 2005, ada 3 macam yaitu, dari anamnesis , dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanaan pada ibu hamil ny “R” yaitu dengan memberikan terapi IVFD Ringer Laktat gtt xx x/menit. Selanjutnya dilakukan observasi perdarahan sebelum operasi , mempuasakan pasien selama 8 jam. kemudian melakukan persiapan operasi yaitu persiapan alat, obat dan darah.